A. Azas Aufbau
Azas Aufbau menyatakan bahwa
:“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah
dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya”. Dalam setiap sub
kulit mempunyai batasan elektron yang dapat diisikan yakni :
Subkulit s maksimal berisi 2
elektron
Subkulit p maksimal
berisi 6 elektron
Subkulit d
maksimal berisi 10 elektron
Subkulit
f maksimal berisi 14 elektron
Berdasarkan ketentuan tersebut
maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda panah pada
gambar berikut!
Berdasarkan
diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi elektron sebagai
berikut :
1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 …. dan seterusnya
Keterangan :
Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi
elektron merupakan jumlah elektron maksimal dari subkulit tersebut
kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya.
Perhatikan contoh di bawah ini :
Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian
elektron-elektron tersebut kita isikan dalam konfigurasi elektron
berdasarkan prinsip aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata
tidak selalu kulit yang lebih rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis
dahulu dari 3d). Hal ini karena semakin besar nomor kulitnya maka
selisih energi dengan kulit di atasnya semakin kecil sementara jumlah
sub kulitnya semakin banyak sehingga terjadi tumpang tindih urutan
energi sub kulitnya. Untuk mempermudah penilisan tingkatenerginya
digunakan prinsip aufbau di atas. Untuk keteraturan penulisan, 3d boleh
ditulis terlebih dahulu dari 4s namun pengisian elektronnya tetap
mengacu pada prinsip aufbau. hal ini terkesan remeh tapi penting.....
jadi bila kalian disuruh menuliskan bilangan kuantum dari elektron
terakhir dari Sc maka elektron tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan
4s, walau dalam penulisan terakhir sendiri adalah sub kulit
4s.....cirinya pada sub kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan
sub kulit 4s nya terisi penuh.
Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat
dengan penulisan atom dari golongan gas mulia yaitu : He (2 elektron),
Ne (10 elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54 elektron)
dan Rn ( 86 elektron). Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas
mulia setiap sub kulitnya terisi elektron secara penuh.
Konfigurasi elektron dalam atom
selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali diungkapkan
dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam
menentukan bentuk molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan
diagram orbital :
1.
Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan
bilangan kuantum magnetik, yaitu:
4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama
dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian, sedangkan orbital
dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron,
satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah ke bawah.
Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund.
B. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang
ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian elektron pada
orbital yaitu :
“orbital-orbital
dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu
elektron arah (spin) yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki
orbital-orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan atau dengan
kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masing-masing terisi
satu elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa
elektronnya baru diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah
sebaliknya”.
Coba perhatikan
contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya :
Pada pengisian diagram orbital unsur S pada
konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih dahulu dengan gambar tanda
panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke
bawah.
C. Aturan Penuh Setengah
Penuh
Sifat ini berhubungan erat
dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : “suatu
elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat
membentuk susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi
elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah
penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di bawah
ini :
24Cr = 1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 3d5
dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah penuh....maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus :
29Cu = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2
3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s1
3d10
Penentuan Periode dan Golongan Suatu Unsur
Untuk menentukan letak periode
suatu unsur relatif mudah. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit
terbesarnya dalam konfigurasi elektron. musalnya :
24Cr = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Nomor kulit terbesarnya adalah 4
(dalam 4s1) maka Cr terletak dalam periode 4
Sedangkan untuk menentukan golongan
menggunakan tabel. Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka
digolongkan dalam golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya
pada d maka digolongkan dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya
coba perhatikan tabel di bawah ini :
Coba kalian perhatikan
tabel di atas. Untuk memudahkan pengingatan golongan A dimulai dari
golongan I A sedangkan golongan B dimulai dari III B. selain itu jika
subkulit terakhirnya p atau d maka sub kulit s sebelumnya diikutkan.
Pada golongan VI B dan I B berlaku aturan penuh setengah penuh.
Sebagai contoh :
24Cr = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
Periode = 4
Golongan = VI B
0 komentar:
Posting Komentar